Sabtu, 16 Mei 2015

Home Schooling vs Sekolah Umum

Melihat perkembangan sekolah umum saat ini kadang nyeri di dada. Betapa tidak? pelbagai kasus mulai dari pelecehan seksual,bullying (penindasan) yang terjadi di antara para siswa mulai dari sekolah dasar hingga menengah atas sukses bikin merindint. Ga kebayang kalau salah satu korban adalah orang yang dekat sama kita. Tidak heran lumayan banyak orang tua memilih pola belajar home schooling. Tentu saja dengan berbagai alasan baik ilmiah ataupun emosional. Home schooling bisa dijadikan alternatif mengingat kurikulum dan metode mengajar di sekolah umum masih belum baku dan tergantung pada siapa menterinya ;) ganti menteri biasanya ganti kurikulum yang otomatis mempengaruhi metode pengajaran.

Melihat anak beberapa tema yang home schooling, mereka memiliki kemamouan analisa yang cukup tajam, kritis dan terbiasa berdiskusi. Berbincang dengan mereka benar-benar butuh amunisi pengetahuan yang cukup. Mungkin karena mereka belajar sesuatu tanpa beban, jadi apa yang dibaca, didengar, dan diskusikan dengan orang tua ataupun tutor,terekam dengan baik.a Kesimpulannya obrolan kami terkesan "berat".

Lain halnya ketika berbincang dengan anak-anak yang sekolah di sekolah umum, pembicaraannya ringan, ketika menyentuh onrolan yang sedikit berat, spontan mereka nyeletuk "duh...kok berasa di sekolah ya?"mungkin dengan sistem pendidikan kita di Indonesia yang membuat mereka jadi "bisa" membedakan obrolan "sekolah" dan "non sekolah".

Anak saya masih batita, membaca saja belum tapi jika boleh berandai-andai, dan disuruh memilih home schooling atau sekolah umum maka saya akan menjawab Sekolah Umum. Meski ada sejuta alasan baik tentang home schooling. Alasan saya sederhana, di sekolah umum, kelak anak saya akan menjumpai dunia yang sebenarnya. Dunia yang bukan saya sebagai orang tua ciptakan demi dia, tapi dunia yang kita huni bersama jutaan milyar penduduknya. Saya ingin anak saya melihat kecurangan supaya memahami keadilan, melihat kesalahan supaya memperjuangkan kebenaran, melihat perbedaan status sosial supaya menyadari ada kesemuan di sana. Mengenal ada orang jahat, baik,jujur, culas, beriman, dll. Karena itulah dunia yang sebenarnya. Dan ketika ia jenuh dengan apa yang dilihatnya,dia kembali ke rumah dimana dia menemukan kenyamanan. Yah....di rumah, dari rumahlah dia akan dibekali, dilindungi, disayangi dan dikasihi. Dan bekal itu saja cukup karena Tuhan beserta kami.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar