Sabtu, 16 Mei 2015

Memperkenalkan Kata "Jangan dan Tidak" pada anak

Beberapa artikel psikolog menyarankan agar penggunaan kata Jangan dan Tidak sebaiknya dihindari oleh orang tua. Alasannya kedua kata tersebut dapat mematikan kreativitas anak. Selain itu secara sugesti, jika kata bermakna negatif seperti jangan dan tidak digunakan justru sang anak terpicu untuk melakukannya. Seperti halnya ketika kita berkata "jangan ingat gajah " maka yang ada di dalam benak kita justru "gajah". Tapi apakah kerja otak yang seperti itu juga berlaku pada anak batita? Bukankah fungsi kognitif otak pada anak belum terbentuk sempurna?. Sering kita jumpai anak menanyakan hal yang sama berulang-ulang,ataupun tak bosan menonton film kartun kesukaannya berulang-ulang, atau menjelang tidur dibacakan dongeng yang sama dan tak bosan, semua itu pertanda belum sempurnanya fungsi kognitif pada anak.

Sekarang mari pikirkan, apakah anak-anak dapat memahami konsep kata jangan dan tidak? jawabannya belum. Jadi terlalu rumit saat kita orang dewasa menganalogikan bagaimana konsep jangan dan tidak bekerja pada otak mereka. Kapan kata jangan dan tidak diperkenalkan? jawaban saya, sedini mungkin,kenapa?

Anak adalah mahluk sosial yang akan beragul dengan teman sebaya mereka juga, untuk itu perlu menyerap dan mengetahui pelbagai kosa kata termasuk kata jangan dan tidak. Kedua kata tersebut akan sering mereka jumpai ketika bergaul dengan teman sebayanya, apalagi mereka yang sudah masuk PAUD. Bisa dibayangkan ketika mereka belum mengenal kedua kata tersebut kan?

Bukalah kitab suci bahkan diberbagai agama, bukankah tertulis juga kata "jangan" dan "tidak" apakah kitab tersebut tidak berlaku untuk anak-anak? ;) marilah kita memperkenalkan kata "jangan" dan "tidak" dan wajib lengkapi dengan alasannya mengapa, agar mereka memahami konsep sebab x akibat,halal x haram, boleh x tidak boleh, salah x benar, baik x buruk

Tidak ada komentar:

Posting Komentar